I'm a human being. not a monster. no need to scream.

Wednesday 6 February 2013

bukan cerita patah hati

aku berjalan linglung. melewati berbagai orang yang sedang terburu-buru mengejar waktu. tua. muda. perempuan. laki-laki. aneh. mengejar waktu. apa mereka yang sedang dikejar waktu. ah, itu hanya terletak pada kata pasif dan aktif. me- dan di-. berbeda pada subjek dan objek. yang melakukan, dan mendapat perlakuan.


ini hanya sebuah monolog. berbicara pada diri sendiri. tidak ada yang benar. tidak ada yang dipersalahkan. hanya berbicara. berharap diri yang lain akan iba dan mendengarkan. ternyata tidak juga. diri yang lain bahkan tak ingn menoleh sedikitpun. terlalu drama katanya. gak cocok untuk seorang perek. iya. perek. perempuan eksperimen. entah dari mana aku tau kata itu. sepertinya di salah satu novel karya Ayu Utami yang aku punya. entah berjudul Larung atau Saman. novel terakhir yang dibelikan papa pada saat aku SMA.


ada jaketmu yang tertinggal di kantor. Natinal Geographic. warna kesukaanmu. hitam dan kuning. perpaduan yang menarik. gelp dan terang. seperti dua sisi mata uang. berbeda namun seimbang. baumu masih ada. tertinggal. menghangatkan. tidak. sesungguhnya bukan jaketmu yang menghangatkan. namun teringat pelukanmu. wangi tubuhmu yang masih menempel.


ciuman-ciuman nakal disela menemani aku lembur. masih terasa. melihatku mengerjakan beratus slide pertanggung jawaban survey. melihatmu mengunyah dengan rakus cemilan Astor. katamu kamu belum makan malam. ah, bukankan sudah kuingatkan berkali-kali kalo jangan pernah lupa makanmu? seperti aku selalu mengatakan bahwa aku selalu mencintaimu. cinta katamu? kamu kemarin bilang, jatuh cinta bisa dengan siapa saja. dimana saja. kapan saja. bisa diatur, bahkan cintapun bisa diatur. kalau saja begitupun patah hati. aku lebih bisa memilih menghancurkan sekalian, agar sakitnya terasa sekali saja. bukan mematahkan bagian perbagian dari hati ini.


mungkin kamu bisa mengatur cintamu sayang, tapi cintaku tak akan pernah aku atur. aku ingin cintaku bebas. agar diapun dengan bisa mencintaimu dengan luas. tanpa batas. ah, kamu tak pernah merasa. untuk apa kujelaskan disini. hanya terbatas pada aksara. tidak berati apa-apa. tidak bermakna apa-apa. seperti ucapan si Pengacara Kondang yang ingin sekali mencalonkan diri menjadi Presiden Indonesia.


semua tentangmu nyata, dan juga kelabu bersamaan. semua pelukanmu terasa nyata dan semu bersamaan. semua ciumanmu menjadi mimpi namun berbekas. ini apa?


kamu alasan aku bernafas. kamulah nafas itu dan kamu tahu kelemahanku.


membunuhku gampang saja. pergilah dan tak menoleh kembali. itu sudah cukup membuatku mati. 

0 comments:

Post a Comment

Blogroll

Powered By Blogger

© the other side of me, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena